BSIP Kepri Dampingi Petani Padi dalam Pengelolaan Fase Primordia
Bintan – Tim Perbenihan Padi Terstandar BSIP Kepulauan Riau dampingi petani dalam pengeloaan fase primordia kegiatan perbenihan padi terstandar di Lahan Ali Aspan, Kelompok Tani Poyotomo Makmur Desa Sri Bintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan (13/11/2024). Lahan seluas 1,5 hektar tersebut ditanami padi varietas Inpari IR Nutri Zinc, dengan target produksi kelas benih pokok (label ungu) sebanyak 3 Ton benih bersertifikat. Saat ini umur padi 56 hari setelah tanam (HST).
Turut hadir Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Teluk Bintan Candra, S.P Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan teknis kepada para petani, memastikan mereka mendapatkan panduan yang efektif dalam mengelola tanaman padi selama fase krusial tersebut. Upaya bersama ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan produktivitas lahan secara optimal.
Fase primordia dalam pertumbuhan tanaman padi adalah tahap penting di mana struktur dasar organ tanaman, seperti batang, daun, dan bunga, mulai terbentuk. Fase ini biasanya terjadi pada usia sekitar 50 hingga 60 hari setelah tanam (HST). Tanaman padi dalam fase ini sangat rentan terhadap berbagai gangguan, seperti serangan hama dan penyakit, serta perubahan lingkungan yang signifikan.
Dalam kesempatan tersebut, Penanggung Jawab (PJ) kegiatan, Jonri, mengimbau para petani untuk segera memasang tali perak di sekitar lahan pertanian sebagai langkah pencegahan terhadap serangan hama burung. Ia juga menekankan pentingnya penyemprotan pestisida secara tepat waktu untuk mengantisipasi atau mengendalikan serangan hama, khususnya walang sangit, yang bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman padi. Selain itu, Jonri mengingatkan bahwa pembersihan gulma, baik di area tanaman padi maupun di pematang sawah, sangat penting. Gulma tersebut berpotensi menjadi tempat persembunyian hama, yang dapat mengancam kesehatan dan produktivitas tanaman padi.
Ali Aspan, selaku petani kooperator, menjelaskan bahwa mereka sudah mulai memasang tali perak di sekitar lahan pertanian, karena malai padi sudah mulai keluar meskipun belum semuanya. Tindakan ini diambil sebagai langkah pencegahan agar hama burung tidak merusak tanaman. Selain itu, kayu sebagai penopang tali perak sudah disiapkan. Ali juga menambahkan bahwa penyemprotan pestisida, terutama untuk mencegah dan mengendalikan hama walang sangit yang mulai muncul di lahan, akan dilakukan. Sementara itu,penyemprotan pestisida danpengendalian gulma direncanakan akan dilaksanakan pada esok pagi (15 November), dengan harapan cuaca mendukung, meskipun akhir-akhir ini cuaca sangat tidak dapat diprediksi​ “ Ujar ali aspan.
Untuk memastikan tanaman padi tetap sehat dan mencapai produktivitas optimal, pendampingan yang intensif sangat diperlukan, terutama pada fase krusial seperti primordia. BSIP Kepulauan Riau berperan penting dalam memberikan panduan teknis kepada para petani, khususnya dalam hal pengendalian hama dan pengelolaan kondisi lahan. Melalui pengawasan dan bimbingan yang tepat, petani dapat melindungi tanaman dari serangan hama seperti walang sangit, serta memastikan pengelolaan lingkungan yang mendukung pertumbuhan padi yang sehat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan memaksimalkan potensi lahan.